4 PEREMPUAN PENGHUNI SURGA
By pelita nuramini - Maret 25, 2019
KHADIJAH
Suatu hari, datanglah malaikat Jibril
kepada Rasulullah, kemudian berkatala, “Ya Rasulullah, Khadijah sebentar
lagi akan datang membawa bejana berisi lauk, makanan, atau minuman.
Kalau ia sudah datang, sampaikan salam dari Allah dan dariku. Dan,
berikan kabar gembira dengan rumah di surge,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Lihatlah betapa salihahnya beliau hingga
Allah menitipkan salam untuknya melalui perantara malaikat Jibril dan
Rasulullah. Khadijah dikenal dengan kedermawanannya memberikan segala
yang ia punya untuk kepentingan dakwah suami tercintanya, yakni
Rasulullah. Khadijah ikhlas meski hartanya habis untuk kepentingan
dakwah sehingga tidak heran jika Rasulullah sangat terkesan pada
sosoknya. Ia pun tidak pernah hilang dalam ingatan Rasulullah, meskipun
ia sudah tiada dan Rasulullah sudah memiliki istri lain yang juga
salihah.
Banyak sekali keistimewaan Khadijah yang
membuatnya begitu dicintai oleh Rasulullah. Ia perempuan pertama yang
percaya dan beriman kepada Allah dan Rasulullah. Selain patuh dan
percaya sepenuhnya kepada Rasulullah, Khadijah juga membantu perjuangan
dakwah Rasulullah dari berbagai aspek, mulai dari harta, tenaga,
pikiran, hingga hal lainnya.
Hal itulah yang bisa dicontoh oleh para
muslimah ketika telah menikah dan memiliki suami. Dukunglah suami Ummi
jika ia memiliki tujuan berdakwah untuk umat. Bantu semampu yang kita
mampu untuk kepentingan dakwahnya dan ikhlaslah mengharap ridha dari
Allah saja. Semoga kita semua yang sedang berusaha menjadi istri salihah
dapat bertemu dengan Khadijah di Taman Firdaus kelak.
FATIMAH AZZAHRA
Fatimah Azzahra adalah anak dari
Khadijah dan Rasulullah. Sosoknya selalu mengagumkan karena ia
mengajarkan kepada kita tentang bakti seorang anak terhadap orang tua.
Anak perempuan yang salihah memiliki potensi menjadi istri yang salihah
juga.
Fatimah adalah anak kesayangan
Rasulullah. Meskipun dia adalah putri dari orang nomor satu di dunia,
Fatimah tidak pernah menyombongkan diri. Bahkan, dalam urusan memilih
jodoh, dia sangat patuh pada pilihan Rasulullah, meskipun orang yang
dijodohkan kepadanya bukanlah seseorang yang bergelimang harta, yakni
Ali bin Abu Thalib. Baginya, dalam memilih pasangan, kekayaan harta
bukanlah tolak ukur, melainkan keimanan dan ketakwaan orang yang kelak
mendampinginya dalam mengarungi bahtera rumah tanggalah yang paling
penting.
Bakti dan rasa sayang seorang Fatimah
terhadap ayahandanya selalu dibuktikan dengan sikap yang
terang-terangan, tidak hanya diucapkan di bibir saja, seperti dua kisah
di bawah ini.
Pertama,
ketika Perang Uhud selesai, Nabi mengalami luka yang cukup parah di
bagian pipinya. Gigi Rasulullah patah, kemudian kakinya terluka. Tidak
sedikit darah yang keluar dari bagian tubuh Rasulullah yang terluka.
Dengan dibantu Ali, Fatimah membersihkan dan menghentikan aliran darah
pada tubuh Rasulullah dengan sabar. Ia melakukan hal tersebut karena
keikhlasan dan kecintaan terhadap ayahnya.
Kedua, suatu hari,
Rasulullah pernah dilempari darah dan kotoran unta oleh Uqbah bin Abi
Muith saat sedang sujud di depan Kabah. Fatimah yang mendengar hal itu
mengetahui bahwa ayahnya tidak bersalah dan ia melihat bahwa ayahnya
sedang dizalimi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tanpa
alasan yang jelas. Fatimah pun datang menghampiri Rasulullah dan
membersihkan kotoran itu dari kepala ayahnya. Setelah itu, ia
menghampiri dan memarahi para kafir Quraisy. Karena ia masih kecil,
bukan didengarkan, ia justru ditertawakan. Meski begitu, Fatimah sudah
menunjukkan bahwa ia memiliki sikap yang tegas dan berani dalam melihat
mana yang benar dan mana yang salah.
Kisah tersebut merupakan sebuah
pelajaran bagi kita tentang cara seorang anak yang berani membela
ayahnya ketika sang ayah dizalimi oleh orang lain. Kisah tersebut cukup
menyentuh hati dan memperlihatkan bahwa Fatimah adalah anak yang
pemberani. Selain itu, darinya juga kita dapat belajar bahwa sebelum
belajar menjadi istri yang patuh kepada suami, belajarlah menjadi anak
yang patuh pada orang tua. Dapatkan ridha Allah dengan mendapatkan ridha
orang tua dan juga ridha dari suami.
ASIYAH
“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah
rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan
perbuatannya. Dan, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” (Q.S.
At-Thamrin: 11). Dalam doanya, bisa dilihat betapa sulitnya hidup di
posisi Asiyah. Hati kecil selalu menuntunnya untuk menjadi orang yang
beriman dan taat kepada Allah, tetapi lingkungan yang ia miliki tidak
mendukunganya pada hal itu.
Semua tahu siapa suami dari Asiyah. Ya,
dialah seorang manusia yang sangat sombong bernama Firaun. Saking
sombongnya, ia bahkan berani merebut kesombongan yang seharusnya hanya
dimiliki oleh Allah dengan mengatakan dirinya adalah Tuhan. Barang siapa
menolak titahnya, kematian adalah balasannya.
Asiyah membuktikan keteguhan hatinya
saat terjadi peristiwa adu ilmu antara tukang sihir utusan Firaun dengan
Musa as.. Asiyah bertanya pada pengawal kerajaan, “Siapakah yang
menang?” Mereka pun menjawab, “Musa dan Harun.” Asiyah pun kemudian
berkata, “Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.” Pernyataan Asiyah
tersebut menjadi tamparan yang keras bagi Firaun di muka umum. Karena
kemarahannya yang begitu besar, Firaun pun mengancam akan melempari
Asiyah dengan batu besar di padang pasir yang panas. Namun, karena
ketaatannya kepada Allah, Asiyah tidak takut dan tetap teguh pada
pendiriannya. Keteguhan Asiyah pun dicatat oleh Allah di dalam Alquran.
Sebagai muslimah, mungkin kita memiliki
cerita yang berbeda-beda dalam meneguhkan hati untuk menjaga diri dan
keimanan kita terhadap Allah. Ketika lingkungan tidak mendukung
keinginan kita untuk menjadi perempuan salihah, ingatlah bahwa hal ini
juga pernah terjadi pada Asiyah. Janganlah pernah merasa sendiri. Selain
itu, bagi para muslimah yang tidak memiliki masalah dengan lingkungan,
tetapi sulit sekali berubah karena selalu mengada-adakan masalah,
tidakkah seharusnya kalian bersyukur karena tidak harus diancam akan
dilempari batu besar di gurun pasir hanya untuk sekadar menutup aurat
dan menguatkan keimanan kepada Allah? Lawanlah rasa malas itu dan
ingatlah bahwa balasan bagi orang teguh terhadap keimanan dan ketakwaan
adalah surga seperti yang Allah janjikan kepada Asiyah.
MARYAM
Di zaman yang kini serbamodern dan banyak orang yang menyalahgunakan arti kata kebebasan, kita dapat menjumpai banyak fenomena menyedihkan mengenai perempuan. Kini, banyak perempuan yang tidak bisa menjaga kesuciannya dengan rela melepaskan kehormatannya hanya untuk kesenangan duniawi semata. Kesenangan yang hanya terlihat indah di mata, tetapi tidak dirasakan indah di hati kecilnya sendiri. Ada baiknya kita melihat kembali kisah nyata di masa lalu yang bisa kita contoh saat ini, yakni kisah tentang Siti Maryam binti Ibrahim.
Maryam adalah figur seorang muslimah
yang konsisten menjaga kesuciannya. Sebuah harga mahal seorang wanita
yang sudah sulit sekali ditemukan di kalangan perempuan zaman sekarang.
Suatu ketika, ujian Allah datang kepadanya, yaitu malaikat mengaruniakan
seorang anak kepadanya saat ia masih seorang gadis yang tidak memiliki
suami. Jika dipikir secara rasional, hal ini sangat tidak masuk akal.
Namun, takdir yang Allah tetapkan terhadapnya ia terima dengan ikhlas.
Karena kesuciannya, Allah memercayakannya untuk mengandung dan
melahirkan Nabi Isa as.. Setelah melahirkan, ia mendidik Nabi Isa dengan
sangat baik sehingga terlahirlah pejuang ajaran Allah di muka bumi.
Ada proses panjang yang harus dilalui
oleh wanita suci ini sehingga namanya tercatat dalam hadis sebagai
wanita yang dijamin masuk surga. Ia harus hidup dengan sulit karena
banyak hinaan juga cemoohan yang datang bertubi-tubi kepadanya. Namun,
lagi-lagi, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah-lah yang membuat muslimah
ini kuat dan bersabar dengan cobaan yang datang. Ini karena ia
menyadari bahwa hanya Allah-lah yang tahu kalau dirinya tidak pernah
berbuat hal sekeji itu. Ia hanya beriman kepada Allah dan tidak peduli
pada pandangan orang-orang di sekitarnya. Ia tidak memusingkan cemoohan
dan hinaan orang-orang yang tidak tahu apa-apa.
Refrensi : https://abiummi.com/kisah-nyata-islami-4-perempuan-penghuni-surga/
0 komentar